SILOGISME (QIYAS) DALAM ILMU MANTIQ


Oleh: Labib Syauqi
Silogisme atau qiyas adalah salah satu bagian dari Istidlal atau pencarian dalil, petunjuk, atau indikator yang dapat menuju pada satu kesimpulan. Istidlal adalah berpindahnya pikiran dari sesuatu yang diketahui kepada sesuatu yang belum diketahui. Sedangkan istidlal secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu istidlal qiyasi dan istidlal istiqra’i. Sedangkan kali ini kita akan membahas istidlal yang berupa qiyas.

A. Unsur-unsur Qiyas
Lafal-lafal dalam qadhiyah-qadhiyah qiyas, meliputi:
v  Had Asghar (lafal yang menjadi maudhu’ pada natijah).
v  Had Akbar (lafal yang menjadi mahmul pada natijah).
v  Had Ausath (lafal yang diulang dua kali, pada qadhiyah qiyas pertama dan kedua).
Qadhiyah-qadhiyah dalam rangkaian qiyas, meliputi:
v  Muqaddimah Sughro (Premis Minor) adalah qodhiyah yang didalamnya terdapat had ashghar.
v  Muqoddimah Kubra (Premis Mayor) adalah qohiyah yang didalamnya terdapat had akbar.
v  Natijah (Konklusi) adalah qodhiyah yang tersusun dengan cara merangkai had ashghor dan had akbar.
Contoh Qiyas
Arak memabukkan    => Muqaddimah sughro
H.as        H.au
Setiap yang memabukkan haram    => Muqaddimah kubro
                         H.au          H.ak
Arak haram    => Natijah
H.as   H.ak

Pembagian Qiyas
1. Iqtirani (menyertakan, meengumpulkan, menyusunkan):adalah menyusun atau merangkai kalimat-kalimat (qodhiyah) sempurna atau efektif. Qiyas iqtirani dibagi menjadi dua, yaitu Hamli dan Syarthi:
     -Iqtirani Hamli adalah Qiyas yang ketiga qadhiyahnya terdiri atas qadhiyah-qadhiyah hamliyah saja.
Contoh: Alam ini berubah
             Setiap yang berubah adalah baru
             Alam ini baru
     -Iqtirani Syarthi Qiyas yang qadhiyah-qadhiyahnya tersusun dari qadhiyah syarthiyah dan hamliyah. Artinya mengikat dua qashiyah atau lebih menjadi satu dengan menggunakan adat syarat (kata pengandai)
Contoh: Jika sesuatu berubah , berarti ia dijadikan
             Setiap yang dijadikan pasti ada yang menjadikannya
             Jika sesuatu berubah, pasti ada yang menjadikannya
2. Istitsna’i (pengecualian) adalah rangkaian dua mukaddimah yang mukaddimah keduanya dimasuki oleh kata tetapi.
    -Istitsna’i Ittishali adalah Qiyas yang mukaddimah kubranya terdiri atas qdhiyah syarthiyah muttasilah.
Contoh: Jika guru datang, pelajaran berjalan
             Tatapi guru datang
             Pelajaran berjalan
    -Istitsna’i Infishali adalah Qiyas yang muqaddimah kubranya terdiri dari qadhiyah syarthiyah munfasilah.
Contah: Pasaran kambing adakalanya ramai, adakalanya sepi
             Tetapi, pasaran kambing sepi
             Pasaran kambing tidak sepi

B. SYAKL (FORMULA) QIYAS
Qiyas iqtirani dan Qiyas istitsna’i mempunyai syakl (formula) tersendiri. Sihingga terbagi menjadi empat pembagian, yaitu syakl qiyas iqtirani yang terbagi dua menjadi hamli dan syarti, dan syakl qiyas istitsna’i yang terbagi menjadi dua ittishali dan infishali.

1. Syakl qiyas Iqtirani Hamli
Syakl (formula) qiyas iqtirani hamli ditentukan oleh letak had ausath pada dua muqaddimah. Syaklnya terdiri dari empat bentuk:
Syakl I
Had Ausath (H.A.), mahmul – maudhu’.
Yaitu syakl yang had ausathnya menjadi mahmul dalam muqaddimah sughro dan menjadi maudhu’ dalam mukaddimah kubro.
Contoh: Setiap tumbuh-tumbuhan tumbuh
                                                         mahmul
             Setiap yang tumbuh, butuh akan makanan
                                    maudhu
             Setiap tumbuh-tumbuhan butuh akan makanan
Syakl II
Had Ausath (H.A.), Mahmul-mahmul
Yaitu syakl yang had ausathnya menjadi mahmul dalam kedua muqaddimah yaitu sughro dan kubro.
Contoh: setiap tumbuh-tumbuhan bersifat menetap
    mahmul
             Tidak ada satupun hewan bersifat menetap
    mahmul
             Tidak ada satupun tumbuh-tumbuhan itu hewan
Syakl III
Had Ausath (H.A), Maudhu’-maudhu’
Yaitu syakl yang had ausathnya menjadi maudhu’ dalam kedua muqaddimah yaitu sughro dan kubro.
Contoh: Setiap penjahat ditangkap
                           maudhu
             Setiap penjahat dikurung
                           maudhu
             Setiap yang ditangkap dikurung
Syakl IV
Had Ausath (H.A.), Maudhu’- mahmul
Yaitu syakl yang had ausathnya menjadi maudhu’ dalam muqaddimah sughro dan menjadi mahmul dalam muqaddimah kubro.
Contoh: Setiap pencuri penjahat
                          maudhu
             Sebagian yang ditangkap pencuri
                                                         mahmul
             Sebagian penjahat ditangkap
Catatan :
Natijah atau kesimpulan selamanya mengikuti yang lebih rendah (negatif atau salibah dan partikular atau juz’iyyah), jika salah satu dari dua muqaddimah itu berupa nagatif, maka natijahnya harus berupa negatif, dan jika partikular maka natijahnya harus berupa partikular.

2. Syakl Qiyas Iqtirani Syarthi
Qiyas iqtirani syarthi adalah qiyas yang tersusun dari dua qodliyah, baik sesama syarthiyah muttasilah, atau sesama syarthiyah munfasilah maupun antara keduanya dengan hamliyah.
Jadi qiyas iqtirani syarthi menjadi 5 rangkaian qiyas.
Namun perlu diketahui sebelum kita membahas bab ini, perlu diketahui ada beberapa hal yang berubah, seperti ketika istilah Maudhu’ berubah menjadi Muqaddam, dan Mahmul berubah menjadi Tali, dan Had Ausath yang berubah menjadi Had Musytarok.

1. Syarthiyah Muttasilah dengan Syarthiyah Muttashilah
Adalah qiyas yang kedua muqaddimahnya terdiri atas qodhiyah syarthiyah muttasilah.
Contoh :
Setiap kali mahasiswa UIN mengerti ilmu mantiq, ia merasa mudah belajar
Setiap kali ia merasa mudah belajar, ia akan rajin dan senang kepada ilmu
Setiap kali mahasiswa UIN mengerti ilmu mantiq, ia akan rajin dan senang kepada ilmu
Dengan rumus :
Jika B maka C
Jika C maka D
Jika B maka D

2. Syarthiyah Munfasilah dengan Syarthiah Munfasilah
Adalah qiyas yang kedua muqaddimahnya terdiri atas qodhiyah syarthiyah munfasilah.
Contoh :
Setiap berperang adakalanya menang, adakalanya kalah
Setiap kalah adakalnya hancur, adakalanya bangkit kembali
Setiap berperang adakalanya menang, adakalanya hancur, dan adakalanya bangkit kembali
Dengan Rumus :
Setiap B adakalanya C, adakalanya D
Setiap D adakalanya E, adakalanya F
Setiap B adakalanya C, adakalanya E, adakalanya F

3. Syarthiyah Muttashilah dengan Syarthiyah Munfasilah
Adalah qiyas yang muqaddimah pertamanya terdiri atas qodhiyah syarthiyah muttasilah, dan muqaddimah yang kedua berupa qodhiyah syarthiyah munfasilah.
Contoh :
Jika dua bangsa sudah bermusuhan, maka masing-masingnya akan memperkuat diri dengan memperbanyak senjata
Setiapa kali memperkuat diri dengan senjata, adakalanya lalu menyerang dan adakalanya bertahan
Jika dua bangsa sudah bermusuhan maka masing-masingnya adakalanya menyerang dan adakalanya bertahan
Dengan rumus :
Jika B maka C
Setiap C, adakalanya D, adakalanya E, adakalanya F
Jika B, maka ia adakalanya D, adakalanya E, adakalanya F

4. Syarthiyah Muttasilah dengan Hamliyah
Adalah qiyas yang muqaddimah pertamanya terdiri atas qodhiyah syarthiyah muttasilah, dan muqaddimah yang kedua berupa qodhiyah hamliyah.
Contoh :
Jika benda itu emas, maka ia pasti logam
Setiap logam memuai ketika dipanaskan
Jika benda itu emas, pasti memuai ketika dipanaskan
Dengan rumus :
Jika B maka C
Setiap C maka D
Jika B akan D

5. Syarthiyah Munfasilah dengan Hamliyah
Adalah qiyas yang muqaddimah pertamanya terdiri atas qodhiyah syarthiyah munfasilah, dan muqaddimah yang kedua berupa qodhiyah hamliyah
Contoh :
Manusia adakalanya laki-laki, adakalanya perempuan
Setiap perempuan bisa mengandung
Manusia adakalanya laki-laki, adakalanya bisa mengandung
Dengan rumus :
Adakalanya B adakalanya C
Setiap C akan D
Adakalanya B adakalanya D

Demikian pembahasan tentang Qiyas Iqtirani atau Silogisme Kategoris, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, dan dapat kita aplikasikan pada pengambilan kesimpulan pada keseharian kita.

 Rujukan :
1.      Baihaqi, Ilmu Mantik Teknik Dasar Berpikir Logik, Darul Ulum Press. Jakarta.
2.      M. Nur al-Ibrahimy, ’Ilm al-Mantiq, Toha Putra.Semarang.

3.      M. Ali Hasan, Ilmu Mantik Logika, Pedoman Ilmu Jaya, 1995. Jakarta.

Komentar

  1. Apa maksud dari istilah Maudhu’ berubah menjadi Muqaddam, dan Mahmul berubah menjadi Tali, dan Had Ausath yang berubah menjadi Had Musytarok?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ijin bantu jawab. istilah maudhu' & mahmul dipakai di qodhiyah hamliyyah, sedangkan istilah muqoddam & tali digunakan pada qodhiyah syarthiyah.

      had ausath mempunyai nama lain sebagai had musytatok karena dia berada di dua muqoddimah pada pembahasan qiyas, yaitu muqoddimah shugro dan muqoddimah kubro

      sekian dan terima kasih

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer